Tipe Gadis Yang Tidak Diminati Pemuda
posted by admin 16/6/2012
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh jurusan psikologi (ilmu jiwa) pada
Fakultas Adab (sastra) di Universitas Zaqaqiq, Mesir dengan judul: “Kepribadian Remaja Putri, Tata Cara kesiapan Jiwa dalam Menghadapi Pernikahan, dan Masa Perubahan Jiwa Pasca Nikah Secara Khusus” menyimpulkan ada 9 tipe gadis yang tidak diminati oleh para pemuda:
Pertama: Gadis Pencemburu
Pencemburu adalah sifat pertama kali yang dihindari oleh para pemuda dari calon istri-istri mereka.
Cemburu disini bermakna keraguan. Para pemuda itu menuntut adanya
sebagian sifat cemburu yang memperkuat ikatan cinta, akan tetapi mereka
menolak ketidak percayaan (keraguan) yang menimbulkan petaka dalam
kehidupan rumah tangga. Mereka menginginkan kepercayaan dari para istri
mereka, dan tidak suka jika mereka menceritakan atau mengungkap setiap
langkah yang dilaluinya.
Kedua: Gadis Egois, sok menjadi ratu
Adapun gadis yang kedua adalah gadis
yang egois, ingin berkuasa, menginginkan dari suaminya segenap
kecintaan, ketundukan, dan kepasrahan hanya kepadanya saja. Dia akan
marah jika melihat suaminya lebih mementingkan orang lain atau mencintai
selain dirinya. Seperti cemburu kepada kerabat suami, atau
teman-temannya. Perbuatan ini kadang menimbulkan banyak permasalahan.
Dengan sikap seperti itu, dia telah mempersempit kepribadian suami, dan
menyebabkan timbulnya permasalahan dengan kerabatnya. Dengan sikap
seperti itu, dia telah menjadikan suami benci dengan kehidupan rumah
tangganya. Sikap yang demikian tidak termasuk cinta, tetapi ambisi
kepemilikan dan penguasaan. Maka wajib bagi gadis ini untuk menyadari
bahwa mereka adalah kerabat suami, yang tidak mungkin ia bebas lepas
dari mereka, begitu pula sebaliknya mereka tidak mungkin bebas lepas
darinya.
Ketiga: Gadis Durhaka
Yaitu istri yang tidak ridha dengan
kehidupannya. Dia senantiasa membangkang pada suami dan menggerutu
tentang segala sesuatu. Dia tidak bersikap qonaah (menerima apa adanya),
senantiasa menginginkan tambahan dan lebih. Dengan sikap seperti ini,
dia telah menekan suami hingga mau memenuhi keinginannya. Dia tidak
peduli darimana sang suami bisa memenuhi berbagai tuntutan itu, dan
bagaimana ia bisa mendapatkan harta tersebut. Dia adalah jenis istri
perusak. Dia hanya mencari untuk diri dan kebahagiannya sendiri,
terutama harta, bukan cinta. Dia tidak menjaga suami atau rumahnya.
Biasanya keadaan yang seperti ini berakhir dengan perceraian.
Keempat: Gadis yang cuek dan masa bodoh
Gadis ini tidak layak disebut sebagai
seorang istri. Dia sama sekali tidak menaruh perhatian pada suami, tidak
juga pada rumahnya. Tidak berusaha memenuhi kebutuhan suami atau
permintaannya. Di sini sang suami merasa bahwa si istri tidak
mencintainya, atau tidak menganggapnya. Kadang yang demikian membuat
sang suami bersikap kasar kepada istri sebagai usaha untuk
meluruskannya. Akan tetapi jika sang istri memiliki sifat seperti ini,
maka akan sulit merubahnya. Hal ini menjadikan sang suami tidak menaruh
perhatian terhadap istri, tidak mesra dengannya dalam segala hal, dan
bisa menyebabkan perpisahan. Maka mulai sekarang seharusnya istri mulai
memberikan perhatian terhadap suami.
Kelima: Gadis yang Kekanak-kanakkan
Yaitu gadis yang senantiasa tergantung
pada ibunya, dan terus terikat dengannya, bersandar kepadanya dalam
segala hal. Dia bertindak dengan malu, tidak mampu mengemban tanggung
jawab. Kebanyakan ibunyalah yang memberikan keputusan dan berkuasa pada
seluruh urusan rumah. Maka sang putripun bersandar kepadanya dalam
segala hal seperti apa yang dia kerjakan saat masih kanak-kanak. Dengan
sifat seperti itu, dia tidak layak menjadi seorang ibu bagi
putra-putranya, dikarenakan putra-putranya akan menjadi pribadi-pribadi
yang terputus, tidak utuh. Adapun sang suami, maka ia merasa seolah-olah
telah menikahi ibu mertuanya, karena dialah yang mengatur segala
keperluannya. Maka wajib bagi para gadis untuk belajar memikul tanggung
jawab dan berbuat secara dewasa.
Keenam: Gadis yang meninggalkan Tugas Rumah Tangga
Kebanyakan gadis seperti ini adalah
gadis yang bekerja (wanita karir). Akan tetapi, ada perbedaan antara
istri yang bekerja dan istri yang pergi meninggalkan tanggung jawab
rumah. Artinya ada banyak istri yang bekerja, tetapi mereka dapat
melakukan segenap pekerjaan rumah tangga dan memberikan perhatian
terhadap berbagai keperluan suami dan anak-anak mereka. Pekerjaan mereka
tidak membuat mereka durhaka terhadap keluarga. Maka istri harus
menyeimbangkan antara pekerjaan dengan suami dan anak-anaknya. Janganlah
pekerjaan membuat keluarga terhalangi dari perhatian dan kasih
sayangnya. Sehingga sang suami merasa kehilangan kemesraan, akhirnya
timbullah permasalahan diantara mereka.
Ketujuh: Gadis yang Lemah
Yaitu seorang gadis yang terbiasa pasrah
terhadap keadaan di sekitarnya, apakah terhadap keluarga atau
teman-temannya. Dia sangat lemah untuk bisa mengambil keputusan dengan
dirinya sendiri, tidak berusaha mengadakan musyawarah atau menampakkan
pendapat apapun. Kepribadian yang lemah, penurut, dan tidak terbiasa
memikul tanggung jawab. Kebanyakan penyebabnya adalah keluarga, yaitu
dengan sikap keras sang ayah, dan diamnya ibu. Maka sang suamipun
kehilangan teman yang bisa memberikan nasihat, atau masukan-masukan
dalam berbagai urusannya.
Kedelapan: Gadis yang membuat was was
Yaitu gadis yang menggambarkan suaminya
dengan gambaran yang terburuk. Sebagai contoh, jika suami terkena
penyakit mulas, maka sang istri membesar-besarkannya serta meyakininya
bahwa sang suami menderita usus buntu. Jika panas sang suami meningkat
dia berkata bahwa dia telah terkena demam. Jika sang suami terlambat,
dia berkeyakinan telah terjadi kecelakaan atau terkena sesuatu yang
tidak disukai. Istri semacam ini akan mendorong suami untuk selalu
was-was dan berkhayal macam-macam serta selalu khawatir.
Kesembilan: Gadis yang Sok Sempurna
Yaitu gadis yang berambisi untuk
mengerjakan sesuatu dengan benar, dan terlalu berlebih-lebihan di
dalamnya sehingga sang suami dan orang-orang yang tinggal di sekitarnya
terkadang merasa jengkel. Sifat seperti itu membuatnya fanatik buta
dalam kehidupan rumah tangga. Dia menginginkan kesempurnaan dalam segala
hal. Jika pergi salah seorang teman maka harus membawa hadiah berharga
dan mahal dibungkus dengan bungkus yang mewah dan seterusnya. Sifat
seperti ini dimungkinkan akan membuat suami melakukan respon yang
mungkin bisa menjadi seorang laki-laki yang keras dan menolak apa saja
yang dilakukan istri, sekalipun perbuatan itu untuk kepentingannya, dan
dia tidak lagi mementingkan keridhaan istrinya
Artikel ini bukan dalam rangka membuka
aib para wanita atau mendiskreditkannya, tapi supaya para wanita sadar
dan memperbaiki sikapnya hingga siap dalam menghadapi pernikahannya
nanti. Dan terutama agar para pria berhati-hati dalam menentukan
pasangan hidup.
(Sumber: Zuhair Qarami. Majalah Qiblati).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar