Sering kita mendengar dari pembicaraan orang orang seperti ” Sandainya tidak ada saya pasti kamu sudah begini dan begitu…, atau “ Andaikata dulu saya begini pasti saya…., larangan mengucapkan “andaikata” maupun “seandainya” telah termaktub di Al qur’an dan Hadits, mari simak fatwa ulama berikut ini:
Firman Allah Subhanahu wata’ala :
يقولون
لو كان لنا من الأمر شيء ما قتلنا ههنا قل لو كنتم في بيوتكم لبرز الذين
كتب عليهم القتل إلى مضاجعهم وليبتلي الله ما في صدوركم وليمحص ما في
قلوبكم والله عليم بذات الصدور
“Mereka (orang-orang munafik) mengatakan : seandainya
kita memiliki sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya
(kita tak akan terkalahkan) dan tidak ada yang terbunuh diantara
kita di sini (perang uhud). Katakanlah : ‘Kalaupun kamu berada di
rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh
itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat
demikian) untuk menguji (keimanan) yang ada dalam dadamu, dan
membuktikan (niat) yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi
segala hati.” (QS. Ali Imran, 154).
الذين قالوا لإخوانهم وقعدوا لو أطاعونا ما قتلوا قل فادرءوا عن أنفسكم الموت إن كنتم صادقين
“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka takut pergi berperang : seandainya mereka mengikuti kita tentulah mereka sudah terbunuh. Katakanlah : Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali Imran, 168).
Diriwayatkan dalam shoheh Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
احرص
على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجزن، وإن أصابك شيء فلا تقل : لو أني
فعلت لكان كذا وكذا، ولكن قل : قدر الله وما شاء فعل، فإن ” لو ” تفتح عمل
الشيطان
“Bersungguh-sungguhlah
dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan
kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu
bersikap lemah, dan jika kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan : “seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’“,
tetapi katakanlah : “ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan
melakukan apa yang Ia kehendaki”, karena kata “seandainya” itu akan
membuka pintu perbuatan syetan.”
Kandungan bab ini :
Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran ([1]).
Larangan mengucapkan kata “andaikata” atau “seandainya” apabila mendapat suatu musibah atau kegagalan.
Alasannya, karena kata tersebut (seandainya/andaikata) akan membuka pintu perbuatan syetan.
Petunjuk
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam [ketika menjumpai suatu
kegagalan atau mendapat suatu musibah] supaya mengucapkan ucapan ucapan
yang baik [dan bersabar serta mengimani bahwa apa yang terjadi adalah
takdir Allah].
Perintah untuk bersungguh-sungguh dalam mencari segala yang bermanfaat [untuk di dunia dan di akhirat] dengan senantiasa memohon pertolongan Allah.
Larangan bersikap sebaliknya, yaitu bersikap lemah.
(1)Kedua ayat di atas menunjukkan adanya larangan untuk mengucapkan kata “seandainya” atau “andaikata”
dalam hal-hal yang telah ditakdirkan oleh Allah terjadi, dan ucapan
demikian termasuk sifat-sifat orang munafik, juga menunjukkan bahwa
konsekwensi iman ialah pasrah dan ridho kepada takdir Allah, serta rasa
khawatir seseorang tidak akan dapat menyelamatkan dirinya dari takdir
tersebut.
Dikutip
dari: file chm kitab tauhid penulis Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At
Tamimi, Judul Asli : Kitabut-Tauhid, Bab 47:Ucapan “Sandainya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar